Rahasia Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Jepang

February 2, 2009

Telah terbit buku terbaru “Rahasia Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Jepang” oleh ACI Publishing.

Penulis : 

Jumiarti Agus
Willy Yanto Wijaya
Titin Fatimah
Mochamad Asri
Rina Fitriana
Juariah
Dwi N.K.Wati
Yessi Nirwana Kurniadi
Nova Ayu Maulita
Silvia Aslami

 

cover-aci-beasiswa-final-12Dalam buku ini, Anda akan mendapatkan pengetahuan riil tentang bagaimana kiat mendapatkan beasiswa ke Jepang, baik untuk jenjang S1, S2, S3, Exchange Programs, Language Study dan program lainnya. Di dalam buku ini, para penulis juga menceritakan suka duka mereka, perjuangan mereka ketika melamar beasiswa, kehidupan selama di Jepang, serta nilai-nilai yang mereka dapatkan melalui proses ini. Anda juga akan mengetahui ternyata ada banyak jalur untuk mendapatkan beasiswa, mulai dari Beasiswa Monbusho G to G, Beasiswa Monbusho U to U, JASSO, AYF, ASJA, hingga berbagai beasiswa dari Private Institutions (perusahaan, organisasi, dsb). Serta tentunya, yang tidak kalah penting adalah tips dan triks langsung dari para penulis yang telah membuktikan keberhasilan mereka dalam mendapatkan beasiswa-beasiswa tersebut.

Buku ini wajib menjadi bahan bacaan bagi Anda yang berminat melanjutkan studi ke Jepang, ataupun yang tertarik mengetahui seluk beluk kehidupan di Jepang, yang ingin mengetahui tips triks sukses mendapatkan beasiswa, ataupun yang ingin menjadikan buku ini sebagai hadiah bagi anggota keluarga, saudara, rekan dan sahabat Anda, atau bagi Anda yang hanya sekedar ingin memperluas wawasan maupun menikmati tutur kisah yang barangkali dapat menjadi inspirasi bagi Anda.

Apa saja cakupan isi buku ini?

 

Program Undergraduate

1. Melanjutkan Sekolah ke Jepang?

Oleh: Silvia Aslami

Ketertarikanku pada Jepang

Putusan Mendadak, Sekolah ke Jepang

Pengurusan Visa

Mutasi Pasport ke Bogor

Persiapan ke Jepang

Meninggalkan Indonesia

Mendarat di Narita

Membuat KTP, dan Rekening Tabungan

Mendaftar Masuk Sekolah Bahasa Jepang

Aku Diterima di JASSO

Belajar Nihongo di Machida International Forum

Penutup

 

2. Berawal dari YSEP                                                   

Oleh: Willy Yanto Wijaya

(YSEP, ITB-Tokyo Tech dan Monbukagakusho U to U, S2)

Apa Itu YSEP?

Fasilitas yang Diterima

Bagaimana Saya Dapat Mengikuti Program Ini?

Berita Kelulusan Seleksi Program YSEP

Masa Transisi di Jepang

Aktivitas Menarik Selama Mengikuti Program YSEP

Aktivitas Lain Saya Secara Pribadi

Setelah YSEP: Melamar Beasiswa Monbukagakusho

Pengalaman Saya Mendapatkan Beasiswa Monbukagakusho U to U

 

3. Mempertaruhkan Masa Depan di Negeri Seribu Gempa

Oleh: Mochamad Asri (Monbukagakusho, S1, Tokyo Institute of Technology).

Latar Belakang Keluargaku

Mencari Informasi Beasiswa

Mendaftar Beasiswa Pemerintah Singapore

Mendaftar Beasiswa Monbukagakusho

Mengikuti Tes Tertulis Monbukagakusho

Kiat Suksesku di Ujian Tertulis

Aku Lulus Ujian Tertulis

Tanggal 26 Agustus, Seleksi Wawancara

Aku Diberitakan Lulus

Persiapan Sebelum Keberangkatan ke Jepang

Memilih Universitas dan Jurusan di Jepang

 

4. Semoga Semua Ini Akan Ada Artinya

Oleh: Nova Ayu Maulita

(Program Pertukaran Pelajar di Tokyo University of Foreign Studies)

Saya, HI, dan Luar Negeri

Mencari-cari Beasiswa Pertukaran

Berada di Luar Negeri Adalah Potensi

 

Program Master

5. Memetik “Bunga” di Negara Sakura…                

Sebuah Keputusan Menuju Jalan yang Panjang

Oleh: Rina Fitriana (Asian Youth Fellowship, S2, Japan)

Berpetualang dengan Pengalaman Hidup

Masa Transisi Setelah Wisuda Sarjana

Bersakit-sakit Dahulu

Masih Ada Jalan Lain ke Negeri Sakura

Kenapa Memilih Belajar di Negeri Sakura ?

Mengapa Saya Memilih AYF?

Tahapan Seleksi

Sebelum Keberangkatan ke Jepang

Preparatory Course

Mendapatkan Profesor Pembimbing di Jepang

Ujian Masuk Perguruan Tinggi di Jepang

Gerbang Menuju Jalan Panjang pun Terbuka

 

6. Pengalaman Mendapatkan Beasiswa ASJA                       

Oleh: Juariah (ASJA, S2, Tokoshoku University, Tokyo)

Latar Belakang Saya

Tentang Beasiswa ASJA, Cara Apply dan Fasilitas

Program ASJA-Internasional 

Memilih Universitas di Jepang

Kegiatan-kegitan ASJA-Internasional

Menjadi Asistan Dosen dan Perjalanan Meraih Cita ke Jepang

 

7. Cita dan Cinta di Kagoshima                                

Oleh: Dwi Nurviyandari Kusuma Wati (JASSO dan Rotary scholarship, S2, Japan)

Hidup Bersama “Obaachan

Jalan Meniti “Master Course

Lembaran Baru di Kagoshima

Keseharian di Kagoshima

Mahasiswa “Private

Tentang Beasiswa JASSO

Tentang Beasiswa Rotary

Proses Aplikasi

Pemberitahuan Hasil Seleksi

Kegiatan Bersama Rotary Club

Perkuliahan Master

Detik Akhir di Kagoshima

 

8. Dari Komik ke Bidang Akademik

Oleh: Titin Fatimah (Monbukagakusho U to U, S2 dan S3)

Awal Sebuah Impian…

Latar Belakang

Langkah PertamaMenemukan Calon Dosen Pembimbing (Supervisor)

Pendekatan kepada Calon Dosen Pembimbing

Proses Seleksi

Tips Meraih Beasiswa Monbukagakusho U to U

Berburu Beasiswa Setelah di Jepang

 

Program Doktor

9. Tidak Satu Jalan untuk Studi di Negeri Sakura

Oleh: Jumiarti Agus

Akademik Masa Lalu..

Meninggalkan kota Padang, Merantau meraih Cita

Diam-diam Mencari Peluang Sekolah ke Jepang

Target “S3 ke Jepang”

Komunikasi Dengan Profesor

Persiapan ke Jepang

April 2001 Sebagai Research Student

 

10. Semua Mempunyai Peluang yang Sama..

Oleh: Yessi Nirwana Kurniadi (S3, Monbukagakusho U to UTohoku University, Japan)

Preface

Latar Belakang

Jalan Itu..

Road to Japan..

Berlari..

Ke Jepang..

Kesimpulan

 

Bahasan Terkait

Mengapa Belajar ke Jepang?

Ketika Memutuskan Belajar ke Jepang

Sistem Pendidikan Tinggi di Jepang

Program S1

Program S2 dan S3 (Graduate)

Persiapan dan Biaya Pendidikan di Jepang

Program S1 Jalur Beasiswa

Program S1 Jalur Biaya Pribadi

Program Graduate

Bagaimana Kiat Melamar Beasiswa?

Mengumpulkan Informasi Sebanyak-banyaknya

Membuat Keputusan

Tentukan Minat Anda

Mengeksplorasi Homepage Profesor yang Diminati

Persiapkan Semua Persyaratan

Lakukan Komunikasi dengan Profesor

Surat cerminan diri Anda

Profesor tak mudah percaya dengan ucapan, tapi ia butuh bukti

Profesor sebagai pembimbing dan guarantor Anda

Kapan sebaiknya meminta Profesor sebagai supervisor Anda?

Masa menunggu jawaban email dari Profesor

Profesor terkenal

Datang langsung menjumpai Profesor

Teknik memilih Profesor

Proses dan Teknik Pengisian Formulir Beasiswa

Proposal Penelitian

 

Beasiswa Sekolah di Jepang

Beasiswa yang Dapat Dilamar dari Luar Jepang

Beasiswa yang Bisa Dilamar di Jepang

 

Biaya Hidup di Tokyo

Biaya Hidup untuk Keluarga Kecil

Biaya Perbulan untuk Pelajar Single

Berbagai Beasiswa Monbukagakusho

Monbukagakusho Research Student

Monbukagakusho untuk Lulusan SLTA

Undergraduate (S-1)

College o f Technology (D-3)

Professional Training College (D-2)

Monbukagakusho Teacher Training (Penataran Guru)

Monbukagakusho Program Japanese Studies

 

Beasiswa Koseirodosho (Ministry of Health, Labour and Welfare Japan)

Berbagai Kesempatan Studi di Jepang

Pendidikan Bahasa Jepang

Besar Biaya Pendidikan Bahasa Jepang

Syarat dan Prosedur Masuk Lembaga Pendidikan

Waktu Pendaftaran

Professional Training Collage (Diploma 2)

Biaya Kuliah

Persyaratan Masuk

Pendaftaran

Ujian Masuk

Syarat Kelulusan

Collage of Technology (Politeknik)

Sertifikasi oleh National Instituion for Academic Degrees

Program Sarjana (S-1)

Rata-rata Biaya Kuliah Tahun Pertama

Persyaratan Masuk

Pendaftaran

Ujian Masuk

Syarat Kelulusan

Program Bergelar dalam Bahasa Inggris

Mahasiswa Pendengar Dan Mahasiswa Pengumpul Kredit

Program Ekstensi ke Program S-1 di Universitas

Program Studi Jangka Pendek

Program Pasca Sarjana

Biaya Kuliah

Syarat Masuk dan Pendaftaran

Ujian Masuk

Buku-buku yang Pantas Anda Baca

Tanggapan Pembaca

Riwayat Penulis

 

***

Untuk mendapatkan buku ini, silahkan langsung menghubungi ACI Publishing cp: silviaaslami@yahoo.com

Harga buku Rp. 39.000,- plus ongkos kirim Rp. 5.000,- kemanapun ke seluruh daerah di Indonesia (termasuk ke Papua sekalipun). Bagi yang bertempat tinggal di Jepang maupun negara lainnya, dapat juga membeli dengan menghubungi contact person ACI Publishing di atas. Harga buku untuk di Jepang adalah 600 yen.

ACI Publishing juga mengajak rekan-rekan sekalian dalam program penggalangan dana untuk mendistribusikan buku “Rahasia Melanjutkan Studi dan Mendapatkan Beasiswa ke Jepang” ini ke sekolah-sekolah (SMP, SMA, Universitas) di seluruh Indonesia. Besar sumbangan per buku adalah 290 yen (bagi yang tinggal di Jepang) atau Rp. 29.000,- (bagi para donatur yang tinggal di Indonesia). Bagi yang ingin ikut menyumbang, silakan menghubungi ACI Publishing cp: silviaaslami@yahoo.com. Buku ini kemudian akan disebarkan secara cuma-cuma ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Anda juga dapat membantu memberikan data almamater Anda, ataupun data sekolah-sekolah yang Anda inginkan agar dikirimkan buku oleh ACI Publishing. Silahkan menghubungi cp ACI Publishing di atas.

Kami juga akan sangat berterima kasih atas dukungan moril dan bantuan Anda dalam mem-forward-kan informasi mengenai buku ini kepada rekan-rekan Anda.

Semoga semakin banyak anak bangsa yang memperoleh kesempatan mendapatkan beasiswa dan mengenyam pendidikan yang baik. Semoga buku ini juga dapat memacu semangat dan motivasi kita semua untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik…  for better Indonesia.


Burung Kebahagiaan

February 2, 2009

(Cerita Rakyat Tibet)

bird of happinessDi suatu masa sangat lampau, ada sebuah wilayah sangat miskin di Tibet yang tidak ada sungai maupun lahan subur, tiada kehangatan maupun bunga segar, juga tiada pohon maupun rumput. Orang-orang yang tinggal di sana menderita kelaparan dan kedinginan sepanjang tahun dan tidak mengenal kebahagiaan itu seperti apa. Walau demikian, mereka tetap percaya bahwa kebahagiaan pastilah ada di suatu tempat di dunia ini.

Para sesepuh desa selalu mengatakan bahwa kebahagiaan itu adalah seekor burung yang sangat cantik yang tinggal di sebuah gunung salju jauh, jauh di sebelah timur. Kemanapun burung itu terbang, kebahagiaan akan terus mengikutinya. Tiap tahun, orang-orang pergi mencari burung ini, tapi tak satupun yang kembali. Katanya, Burung Kebahagiaan dijaga oleh tiga monster tua yang bisa membunuh seseorang hanya dengan menghembuskan nafas melalui sela-sela jenggot mereka.

Di suatu tahun, seorang pemuda brilian bernama Wangjia dikirim untuk menemukan Burung Kebahagiaan. Saat keberangkatannya, gadis-gadis di desa menawarkannya minuman barley; dan ibunya, sesuai adat Tibet, menaburkan biji barley di kepalanya, mengharapkan ia akan melakukan perjalanan yang lancar.

Wangjia berjalan ke arah timur selama berhari-hari hingga ia melihat sebuah gunung raksasa terselimuti salju yang berkilau. Tepat saat itu juga, seekor monster tua dengan jenggot hitam muncul.

“Siapa disana?” ia berteriak parau. “Berani sekali kau datang ke sini! Apa yang kau cari?”

“Namaku Wangjia, dan aku ke sini mencari Burung Kebahagiaan.”

“Ha…ha!” monster tersebut tertawa. “Bagaimana bisa anak ingusan seperti kau, yang tidak lebih besar dari sebutir telur, berani menginjakkan kaki di sini?! Kalau kau ingin menemukan Burung Kebahagiaan, pertama sekali kau harus membunuh ibunya Luo Sang! Kalau tidak, kau akan dihukum. Aku bahkan tidak perlu keluar tenaga untuk membunuh makhluk kecil sepertimu. Akan kubuat kau mesti berjalan 900 mil melewati lereng cadas dan tamatlah riwayatmu!”

Wangjia menjawab, “Aku menyayangi ibuku sendiri, dan aku tidak akan pernah membunuh ibu orang lain. Lakukanlah kehendakmu!”

Monster tua tersebut marah besar. Ia mulai menghembuskan nafas melalui sela-sela jenggotnya, dan dalam sekejap mata, jalan yang mulus berubah menjadi lereng cadas yang sangat luas. Setiap cadasnya setajam pisau.

Setelah seratus mil pertama, sol sepatu Wangjia terkoyak habis; setelah seratus mil kedua, kakinya teriris-iris dan setelah tiga ratus mil, tangannya tersobek-sobek.

“Ini sangat berat!” ia bergumam dalam hati. “Apakah aku akan berhasil? Apakah sebaiknya aku kembali saja? Tidak, ga akan pernah!” Ia tidak sanggup kembali. Ia tau bahwa orang-orang di desanya sedang menunggunya membawa pulang kebahagiaan.

Wangjia terbujur ke tanah dan mulai merangkak maju. Pakaiannya sobek, lutut dan bahunya juga terkoyak-koyak. Akhirnya ia mencapai ujung perjalanannya, dan di sana ia ketemu monster tua lainnya, dengan jenggotnya yang berwarna coklat dan suara seperti angin yang bersiul, sedang menunggunya.

“Kalau kau ingin melihat burung kebahagiaan,” si monster melolong, “kau harus meracuni si tua Si Lang dulu. Kalau tidak, akan kubikin kau mati kelaparan!”

Dalam tatapan datar, Wangjia menjawab, “Terserah kau ingin berteriak apa! Tapi aku sayang kakekku sendiri, dan aku tidak akan pernah membunuh kakek orang lain!”

Dalam kemurkaan, si monster mendesah melalui sela-sela jenggotnya dan tas makanan Wangjia melayang ke angkasa. Di hadapannya, gunung biru dan sungai hijau berubah menjadi padang pasir tanpa satu serpih makananpun yang bisa ditemukan.

Wangjia melanjutkan perjalanan. Setelah seratus mil pertama, perutnya mulai keroncongan dan merengek-rengek kelaparan; setelah dua ratus mil, ia sudah sedemikian lapar hingga kepalanya berkunang-kunang dan tampak bintang menari-nari; di mil tiga ratus, ia sudah sangat sangat lapar hingga lambungnya terasa seperti diiris-iris pisau. Siapapun yang pernah kelaparan pasti memahami penderitaannya. Tiba di akhir perjalanan, ia sudah seperti tulang terbungkus kulit.

Di sana, lagi-lagi, berdiri seekor monster tua lainnya berjanggut putih.

“Orang tolol mana yang berani ke sini?” suaranya menggelegar.

“Namaku Wangjia, dan aku ke sini untuk mencari Burung Kebahagiaan!”

“Kalau kau mau melihat Burung Kebahagiaan, bawalah bola mata Baima kesini! Kalau kau berani bilang tidak, akan kucungkil bola matamu keluar!”

Wangjia menundukkan kepalanya dan berpikir sejenak, kemudian menjawab, “Kau pasti sedang bermimpi! Tak seorangpun berhak merusak mata indah seorang gadis! Aku tidak akan mencungkil mata Baima!”

Monster tersebut memekik dalam angkara murka. Ia mendesah melalui jenggotnya yang panjang, dan bola mata Wangjia terlontar keluar dan ia menjadi buta.

“Ini pastilah rintangan terakhir,” ia berpikir. “Aku harus terus berjalan ke arah matahari terbit. Pasti di sanalah tempat tinggal Burung Kebahagiaan.”

Sambil meraba-raba tanah dengan tangannya, Wangjia merangkak sejauh 900 mil lagi. Ia memanjat dengan susah payah hingga ke puncak gunung berlapis salju, dan ia mendengar suara dari Burung Kebahagiaan.

“Anakku sayang, apakah engkau datang kesini untuk mencariku?”

Dalam gelora rasa haru, Wangjia menjawab, “Ya! Rakyat rindu terhadapmu siang dan malam. Mohon kembalilah bersamaku.”

Dengan sayapnya yang halus, Burung Kebahagiaan menyentuh Wangjia dengan lembut dan bernyanyi untuknya. Bola matanya terbang masuk ke rongganya kembali dan kini ia bahkan bisa melihat dengan lebih jernih. Semua lukanya tersembuhkan dan bahkan ia menjadi jauh lebih kuat dibanding sebelumnya. Burung Kebahagiaan memberinya makanan dan kemudian membawanya pulang ke desa. Mereka mendarat di atas puncak gunung.

“Apa yang kamu inginkan?” Burung Kebahagiaan bertanya.

Wangjia menjawab, “Kami menginginkan kehangatan dan kebahagiaan, hutan dan bunga, ladang dan sungai-sungai.”

Berdiri di atas puncak gunung, Burung Kebahagiaan memekik tiga kali. Saat pekikan pertama, kilau keemasan mentari terbaur dengan arakan awan-awan dan sepoi angin hangat mengalir dari angkasa. Pada pekikan kedua, bentangan demi bentangan hutan muncul menyelimuti gunung-gunung, buah peach hutan dan aneka kembang gunung mekar bersama, paduan suara kicauan burung pun saling bersahutan. Pekikan ketiga, sungai-sungai dan ladang hijau pun tampak terhampar dan kelinci putih meloncat dengan gembira di atas rerumputan.

Sejak saat itu, penduduk di wilayah miskin tersebut tidak pernah menderita kesengsaraan lagi.

(diterjemahkan dan diadaptasi oleh: Willy Yanto Wijaya)

Dari buku “Favourite Folktales of China”, Penerbit Graham Brash, Singapore, 1990.

Catatan penerjemah: Barley adalah sejenis gandum yang bisa diolah menjadi bir maupun minuman lainnya


Golf Stick: A Viewpoint from Mechanics of Materials

February 2, 2009

(written by: Willy Yanto Wijaya — Jan 2009)

Golf is an interesting sport that involves many aspects of physics, including mechanics of materials. In this writing, we shall focus more at the design and material mechanics of the golf stick, one of the most important equipments in playing golf.

A golf stick consists of three main parts: head, shaft, and grip. When playing golf, several types of golf sticks are usually utilized for different purposes: driver (first hit for long shot), wedges (for wedging out the ball from various terrains, certain accuracy shot), putters (for getting the ball into the hole), and several intermediary-function golf sticks. Head and shaft parts of the golf stick will be our main interest since mechanics of materials plays so significant roles in these parts.

When designing any material (including golf stick), there are many aspects need to be considered, for example: the material properties (either physical or chemical properties); composition of the materials; material processing (temperature treatment, etc). In order to get stiffness (high rigidity) and low weight, material should possess high E (modulus of elasticity) as well as low r (density). Since commonly these two parameters are trade-off each other, a new parameter E/r (specific modulus) is introduced to provide better deal in choosing materials’ characteristics.

Strength of material is defined as the ability to resist the applied s (stress) (either tensile, compressive, or shear stress). Besides depending on the material characteristics, strength is also a function of the engineering process (material processing).

Returning to the golf stick problems, for the driver (long-distance-shot type stick), weight is an important parameter since less weight will enable stick to be swung at the higher speed (and therefore farther distance shot). One possible option is to reduce the weight of the golf stick shaft. Some sport-equipment companies have tried to use graphite shaft (instead of steel shaft). However, since graphite has higher “shaft flex” (amount the shaft will bend when placed under a load) and higher torque, it can result in lower accuracy.

The other possibility is at the golf stick head. In this stick head, some key parameters to mention are weight distribution, size, shapes and design. Several parameters related to the weight distribution are: sweet spot, center of gravity, and perimeter weighting. Weighting the perimeter of the head could help increasing the size of the sweet spot (area on the head that will result in good hit). On the other hand, center of gravity will determine how the directional ability to hit the golf ball into the air. However, to achieve a good swing, there must be a balance between the weight of the head, stick length as well as the weight of the shaft.

To address this issue, titanium could be utilized, which combine light weight and excellent strength. However, since its being expensive, only high-end class of golf sticks could probably employ it. Therefore, in the future, research upon more approaching materials (better strength, less weight, cheaper cost) for the golf sticks is still widely open.

Some possibilities to do this could include the development of new methods/ technology for material strengthening mechanism. Utilizing our understanding in mechanics of materials about parameters that influence the strength and rigidity, we could develop new mechanism (either physically or chemically) to strengthen the weight and cost favorable materials for this golf sticks manufacturing. The mechanism could include the alloying/ changing material impurities level, modifying grain/ boundary sizes, changing the dislocation density, utilizing nano-technology, or even applying suitable chemical compounds (such as aromatic polyamide – used in bullet-proof vest Kevlar) for achieving this purpose.